Kader Berbasis Kompetensi untuk LDK berbasis kompetensi


Protokol # 10

Kader Berbasis Kompetensi untuk LDK berbasis kompetensi

Nama* IPK Lama Lulus
Iyan 2,4 5 tahun
Dani 3,01 5,5 tahun
Eko 2,99 4,5 tahun
Wawan 2,75 6 tahun
Herman 2,67 7 tahun
Syahban 2,86 6,5 tahun
Raka 3,13 5 tahun
Rozi 2,23 5,5 tahun

Daftar Indeks Prestasi Kumulatif ( IPK ) Alumni LDK ( *nama diatas hanya fiktif belaka, kalau terjadi kesamaan, saya mohon maaf, kebetulan nama tersebut yang terbesit )

Tabel IPK ini tampak biasa jika tidak diperhatikan judul dari tabelnya. Bukan hal yang tidak mungkin tabel ini merupakan cerminan dari LDK yang saat ini menjadi tempat kita beramal. Terkadang terbesit dalam benak diri saya, apakah ini pantas menjadi tabel hasil IPK alumni LDK. Tidak ada yang perlu disesalkan memang dan tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Allah memang telah menciptakan manusia dengan Qadr’Nya, dan manusia patut bersyukur atas segala sesuatu yang terjadi pada diri ini. Kegagalan memang bukan akhir dari segalannya, kegagalan hanya merupakan persimpangan dari sebuah jalan keberhasilan.

Akan tetapi, saya mencoba mengingat kembali, kalimat terakhir yang diucapkan ibu saya ketika melepas saya kuliah di ITB. “belajat yang rajin yah nak, supaya cepat lulus dengan nilai baik”. Sebuah do’a dan harapan dari seorang orang tua yang mendidik saya  sejak lahir hingga 17 tahun sebelum saya memasuki dunia kampus. Sebuah harapan dari seorang bunda ini selalu saya pegang dengan sebaik-baiknya, karena bagaimana pun ini adalah amanah dari orang tua. Sejauh yang saya pahami kita wajib mematuhi orang tua selama ia tidak mengajak untuk menyekutukan Allah.

Setelah mengecek beberapa orang lain, di LDK kami, ternyata memang  100 % orang tua mengharapkan anaknya menjadi pribadi yang sukses dengan parameter cepat lulus dan IP memuaskan. Tanggung jawab yang orang tua berikan ini perlu kita sempurnakan dengan mewujudkannya.

Saya teringat kata-kata Kepala GAMAIS terdahulu, Romzy Rio Wibawa, bahwa kompetensi sangat penting dalam dakwah, kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi akademik, menurut beliau , LDK harusnya bisa membentuk alumni LDK yang kuat secara pemikiran dakwah dan pemahaman akademik yang baik. Karena pada hakekatnya, peran kita sebagai da’i akan terus berlanjut hingga pasca kampus, dan jika di harmonikan dengan dakwah pascakampus, maka kader yang memilki kompetensi inilah yang akan bisa banyak bicara di dunia luar.

Kader LDK perlu ditempa dan dibina secara berkelanjutan dalam bidang kompetensi akademik ini. Pengembangan manusia yang ada di LDK harus menyesuaikan dengan keadaan akademik. Kondisi kampus yang kian fluktuatif dan menuntut kita untuk mampu memiliki IP tinggi dan lulus cepat perlulah diadaptasikan segera dalam LDK. Selain itu kader yang baik secara akademik juga bisa sebagai media dakwah yang andal. Kader bisa menjadi teladan yang baik, dan menjadi cerminan Islam yang positif, di mata mahasiswa dan dosen. Berbagai hal yang bisa dilakukan LDK dalam meningkatkan kemampuan kader dalam bidang akademik akan saya bahas pada bagian selanjutnya.

Peran LDK dalam meningkatkan kompetensi akademik kader

Pembentukan jiwa peduli pada akademik adalah poin pertama yang perlu ditanamkan. Ada sebuah anekdot pada masa dahulu, “kader yang IP nya dibawah 2,00 adalah mujahid, dan kader yang IP nya diatas 3,00 adalah pengkhianat”. Sebuah anekdot yang menurut saya sudah tidak relevan saat ini. Perlu perubahan paradigma menjadi, “kader yang IP nya dibawah 2,00 adalah kader yang tidak amanah, dan kader yang IP nya diatas 3,00 adalah kader yang produktif”.  Kenapa saya berani mengatakan begitu, karena memang ketika IP kita bermasalah, ada sesuatu yang salah pada manajemen diri, atau tidak optimal dalam merencanakan hidup.

Saya tadi pagi mendapat sebuah nasehat yang sangat penting dari saudara seperjuangan saya, cecep pratama, beliau mengatakan, kita perlu mengevaluasi diri kita, apakah sudah optimal dalam memanfaatkan potensi serta kesempatan yang Allah berikan. Apakah tidur kita masih diatas 4 jam, ataukah masi banyak waktu yang tersita untuk hal sia-sia, apakah rapat kita masih belum efektif dan terlalu lama, apakah pikiran kita sudah fokus dalam melakukan segala sesuatu. Menjadi sebuah renungan untuk saya pribadi, bahwa sebetulnya tidak ada kata “tidak bisa” dalam hidup ini karena sudah default setting  nya manusia diciptakan sebagai umat yang terbaik.

Poin yang kedua adalah percepatan massa kepengurusan LDK, masih banyak LDK yang saya amati, memiliki ketua LDK yang sudah tingkat 5, dimana seharusnya beliau sudah lulus,atau tingkat 4 yang dimana seharusnya beliau sudah memikirkan tugas akhir agar cepat lulus. Percepatan LDK diperlukan untuk menyesuaikan kondisi ini, menurut hemat saya, untuk kampus yang standar lulusnya adalah 4 tahun, maka ketua LDK baiknya adalah tingkat 3, sehingga beliau punya waktu yang cukup untuk segera mempersiapkan tugas akhir dan lulus dengan nilai yang memuaskan.

Orientasi awal kader

LDK perlu menanamkan paradigma ini sejak dini.SO atau study oriented bukanlah hal yang salah, akan tetapi study oriented only barulah merupakan hal yang salah. Orientasi akademik agar di masa yang akan datang bisa menjadi seorang ahli yang cakap dalam bidangnya ( baca : profesional ). Orientasi ini juga akan berdampak pada masa depan yang akan dipilih, kader memiliki kebebasan untuk memilih ingin menjadi apa di masa yang akan datang. Akan tetapi kaderisasi LDK perlu mengarahkan sejak dini, kemana saja arah-arah profesi yang bisa dipilih oleh kader. Maka dari itu, LDK perlu sejak dini meningatkan kader untuk membuat perencanaan hidup jangka panjang, dan menentukan profesi apa yang akan ia pilih. Selanjutnya LDK perlu menyiapkan kader agar betul-betul memahami bidang yang digeluti dengan berbagai program yang mendukung.

  

Tutorial akademik

Tutorial ini diberikan kepada semua kader yang membutuhkan bimbingan akademik, di kampus kami, tutorial ini bahkan menjadi agenda syiar yang menarik banyak perhatian mahasiswa. Tutorial diberikan secara masif atau individual atau kelompok kecil, dengan harapan bisa meningkatkan kepahaman kader akan ilmu di bangku kuliah dan berdampak pada peningkatan IP. Tutorial ini diberikan oleh kader yang lebih senior kepada kader yang junior.

Bundel Catatan dan Bundel Soal

Bentuk perangkat pendukung untuk kader, berupa catatan kuliah secara lengkap dari semester 1 hingga semester akhir. Bundel catatan ini sangat berguna untuk memudahkan kader belajar dengan maksimal.Selain itu kader perlu dibantu dari referensi soal-soal terdahulu, dengan harapan -lagi lagi- agar kader lebih mudah belajar. Bundel catatan dan bundel soal ini bisa di eksekusi oleh lembaga dakwah program studi dan bisa menjadi lahan penghasil uang.

Inkubasi Kader IP bermasalah

Seorang kader yang karena beban dakwah yang berat berakibat IP menurun perlu di inkubasi atau di berhentikan sementara dari tanggung jawab dakwah. Sebagai seorang pimpinan dakwah , merupakan sebuah tindakan yang zalim jika memberikan tanggung jawab yang berakibatkan kader harus mengorbankan dirinya. Dengan memberhentikan sementara ditambah beberapa treatment  tertentu, kader bisa mengalami ekskalasi IP di semester selanjutnya.

Sistem Pemantauan IP

LDK perlu membuat mekanisme yang bijak ( karena menurut sebagian orang membicarakan IP adalah hal yang tabu ) untuk mengecek IP kader. Data hasil akademik kader perlu di miliki pimpinan LDK sebagai landasan menentukan program dakwah selanjutnya dan untuk memberikan penanganan khusus kepada kader yang memerlukan dukungan.

Informasi Lomba penelitian ilmiah

Kader dakwah perlu berkontribusi lebih dalam lomba-lomba ilmiah dan teknologi. LDK perlu memfasilitasi dengan bentuk memberikan informasi terkait lomba-lomba yang akan diadakan. Sehingga kader bisa termotivasi untuk bisa berkarya, lomba-lomba  ini bisa juga sebagai wadah untuk menyalurkan kreatifitas kader yang memang tidak cocok beramal dengan cara konvensional.

Informasi beasiswa

Memberikan informasi beasiswa untuk pasca sarjana perlu difasilitasi oleh LDK, karena paradigma dakwah kita adalah melayani, maka dengan informasi ini LDK menjalani fungsinya melayani kadernya. Kader terkadang, karena aktifitas yang terlalu banyak seringkali sulit mendapat akses informasi dalam bidang studi, disinilah salah satu peran LDK dalam memberikan pelayanannya.

Career Sharing

Sebuah kampus, biasanya memiliki alumni yang sudah terhimpun dalam sebuah wadah, jika ternyata pun belum, LDK bisa menghubungi alumni tertentu untuk memberikan pengalamannya dalam meniti karir. LDK bisa memanfaatkan agenda career sharing ini dalam rangka meningkatkan wawasan kader tentang kehidupan pasca kampus, dan membuat kader bisa memilih karir mana yang cocok untuk dirinya. Apakah sebagai profesional, pengusaha, dosen atau politikus. Dengan wawasan yang luas kader akan lebih bijak dalam memilih.

Kelompok Kompetensi

Pada tahap akhir kuliah, atau sebutlah tingkat 3 dan tingkat 4. Perlu dibentuk semacam kelompok kompetensi. Kelompok kompetensi ini bisa saja dibagi menjadi beberapa bidang utama, seperti kelompok dosen, kelompok pengusaha, kelompok politikus, dan kelompok profesional. Dalam kelompok ini adalah kader-kader yang memiliki minat akan rencana pasca kampus yang sama. Sebagai contoh, kelompok dosen, adalah sekelompok kader yang berminat untuk menjadi dosen, dan dikelompok ini kader bisa bertukar informasi mengenai beasiswa pascasarjana, atau mengikuti TOEFL course bersama, dan menyiapkan diri agar bisa mengikuti program pascasarjana dan doktoral yang akan memudahkan jalannya untuk menjadi dosen. Contoh kedua, kelompok pengusaha, di kelompok ini kader bisa belajar bagaimana memulai bisnis, jika perlu kader langsung membuat bisnis sendiri, dan di dalam kelompok ini pula kader bisa share dengan sesama atau dengan pengusaha yang sudah sukses.

Departemen Akademik dan Profesi

Sebagai wadah formal agar semua rencana diatas bisa berjalan, maka perlu didirikan departemen khusus yang menangani masalah akademik dan profesi, di GAMAIS ITB ada sektor akademik dan profesi yang bertujuan sebagai wadah penguatan akademik kader dan wadah syiar akademik. Dengan adanya departemen ini, kegiatan LDK kian seimbang antara dakwah dan akademik, dan saya sangat meyakini dengan adanya kekuatan akademik yang menunjang dakwah, membuat LDK semakin diakui sebagai lembaga kaderisasi yang baik dan produktif, karena LDK bisa membentuk cendikiawan muslim.

LDK berbasis kompetensi

Peran LDK yang semakin luas seiring berjalannya perkembangan dakwah menuntut LDK bergerak secara lebih moderat dan dinamis. Pergerakan dakwah secara konvensional memang perlu diakui masih sangat layak untuk digunakan, akan tetapi perlu adanya pembaharuan gerak dakwah agar LDK tidak jenuh dan inovasi menjadi lebih luas. Sebuah konsep yang kini dikembangkan adalah LDK berbasis kompetensi.

Kompetensi dalam hal ini, bukan lain adalah kekuatan akademik yang didapat di bangku kuliah. Pola dakwah berbasis kompetensi ini bisa berkembang pesat pada tingkatan dakwah yang lebih kecil lingkupnya yakni, lingkup fakultas atau program studi. Akan tetapi jika di kemas dan dirangkai sedemikian hingga, kompetensi ini bisa digunakan untuk dakwah skala kampus.

Dakwah berbasis kompetensi adalah dakwah yang menggunakan ilmu yang didapat dikuliah sebagai pendekatan dalam dakwah, lebih dari itu, pendekatan karakteristik di sebuah faklutas yang lebih homogen menjadi pendekatan yang tepat dan lebih mengena sasaran. Dari penjelasan tersebut, ada dua poin penting, yakni ilmu dan karakter dari sebuah fakultas atau program studi.

Pertama, Pendekatan ilmu untuk dakwah berbasis kompetensi. Saya akan langsung memberikan sebuah contoh di kampus ITB.

Program studi elektro teknik dan teknik informatika membuat sebuah agenda bernama pesantren insinyur, yang memang agenda utamanya adalah hal hal terkait ilmu yang akan diperoleh di bangku kuliah, seperti programming, bedah CPU, dan sebagainya.

Fakultas MIPA ITB membuat agenda paket pembinaan mahasiswa baru dengan branding “muslim scientist institute”, dengan pendekatan ke-MIPA-an ini mahasiswa akan merasa lebih nyambung , karena materi yang diberikan memang lebih mengarah bagaimana membentuk muslim scientist.

Mentoring di Program Studi Teknik Planologi, terdapat satu kelompok mentoring di program studi ini, dan kebetulan saya yang membina. Saya mencoba membuat kurikulum khusus mahasiswa program studi Teknik Planologi, kurikulum tersebut antara lain memberikan materi seperti, perencanaan diri, peran islam dalam planologi, bijak dalam mengambil kebijakan, urgensi data ( wawasan ) dalam kehidupa,  dan tema-tema lain yang memang sesuai dengan pola pikir mahasiswa Teknik Planologi. Dalam mentoring ini saya sesekali mengundang dosen untuk mengisi materi tertentu.

Fakultas Farmasi membuat seminar khusus tentang pengobatan nabi, dalam seminar ini dijelaskan bagaimana pengobatan zaman nabi yang masih relevan dengan zaman saat ini dan dibandingkan pula dengan obat-obatan kimia yang ada saat ini.

Sekolah Bisnis Manajemen ITB, sebuah fakultas yang belajar tentang bisnis dan manajemen, membawa agenda Talkshow Ekonomi syariah dan dikemas sedimikian hingga menjadi sebuah agenda dakwah yang sangat baik.

Diatas merupakan sebua contoh sederhana dari menggunakan basis kompetensi sebagai pendekatan dalam dakwah. Selain kita bisa berdakwah, konsep ini memberikan kita kesempatan dalam memahami dan mendalami ilmu yang kita miliki. Dengan pendekatan ilmu ini, objek dakwah akan lebih mudah memahami Islam, karena berhubungan dengan apa yang didapat di kuliah.

Pendekatan ilmu sebagai basis dakwah bisa pula diaplikasikan dalam bentuk perangkat pendukung dakwah. Saya akan memberikan contoh. Kader yang berada di program studi Teknik Planologi dan Matematik bisa menerapkan ilmu sampling data dan statistik  dalam aktifitas dakwah, yakni ketika sedang mencari data.

Kader yang berada di Program Studi Teknik Informatika bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat di kuliah untuk membuat media dakwah yang high-tech. Seperti database online, sistem autodebet kas LDK, sistem pendeteksi IP kader dan sebagainya.

Kader yang berada di Program Studi Seni rupa bisa memanfaatkan bakatnya untuk mendesain media dakwah yang komunikatif, kader yang di desain interior bisa mendesain bentuk sekretariat kader yang estetis, kader yang di seni kriya tekstil bisa mengaplikasikan ilmu nya dalam mendesain busana LDK, di GAMAIS sedang di desain batik GAMAIS oleh salah satu kader kami.

Dalam agenda bakti sosial contohnya, LDK diharapkan tidak menyumbangkan hal-hal yang organisasi lain bisa menyumbang. LDK kan berbasis di kampus, dimana ada mahasiswa di dalamnya. Seharusnya Bakti sosial yang dilakukan LDK juga berbasis kompetensi, seperti membuat jembatan penghubung dua desa,  membuat instalasi air bersih, memberikan alat pengelolaan kotoran hewan menjadi pupuk, pengadaan internet, penyuluhan pengelolaan pertanian, dan lain sebagainya.Masih banyak lagi tentunya, ide-ide yang bisa berkembang dari kompetensi yang dimiliki, semakin banyak kita mendalami ilmu di bangku kuliah, tentunya, ide-ide segar lainnya akan bermunculan.

Kedua, dakwah kompetensi berbasiskan karakter mahasiswa. Setiap fakultas atau program studi memiliki ke-khas-an dari karakter mahasiswa, dan LDK bisa menggunakan homogenitas ini sebagai sebuah pendekatan yang tepat untuk berdakwah. Sebagai contoh, mahasiswa di program studi teknik mesin di dominasi oleh pria, sehingga pendekatan dakwah yang dilakukan harus “cowo banget”, seperti naik gunung , olahraga, atau bermain arum jeram. Mahasiswa di program studi farmasi di dominasi oleh perempuan, maka dakwah yang dilakukan bisa dengan memasak bersama dan lainnya. Mahasiswa di teknik industri dikenal rapih dan elegan, maka dakwah yang dilakukan harus sesuai, seperti mengadakan agenda ta’lim di ruang serbaguna yang didukung oleh air conditioner.Mahasiswa  di program studi Teknik geologi, adalah mahasiswa yang keras dan di dominasi pula oleh pria, pendekatan dakwah yang menguras fisik dan keringat bisa jadi tepat untuk program studi ini.

Berbagai macam pendekatan yang ada dan sesuai dengan karakter mahasiswa bisa menjadi sebuah cara dakwah yang tepat, oleh karena itu penguatan lembaga dakwah di tingkat fakultas atau program studi menjadi kebutuhan yang tidak bisa di elakkan.

Dari kader berbasis kompetensi menuju LDK berbasis kompetensi, inilah sebuah pola dan paradigma dakwah kampus baru yang akan sesuai di masa yang akan datang. LDK harus mampu beradaptasi secara dini, agar LDK tetap menjadi terdepan dalam dakwah di kampus.

     

Leave a comment