apa yang mahasiswa harapkan dari seorang rektor ?


Tulisan ini dibuat bukan karena ITB baru melantik rektor baru,  akan tetapi merupakan sebuah pesan bagi siapapun diantara ribuan perguruan tinggi di Indonesia yang akan atau telah menjadi rektor. Bukan untuk sekedar menuntut kepada pemimpin institut pendidikan, akan tetapi justru ini merupakan sebuah itikad baik dari salah seorang mahasiswa untuk menyampaikan pesan dan harapan bagaimana seorang rektor yang dicintai mahasiswa.

Mahasiswa sebagai elemen terbesar di dalam sebuah perguruan tinggi, dan merupakan elemen yang sangat menentukan baik atau tidaknya sebuah perguruan tinggi. Terlepas kualitas dosen dan kapasitas infrastruktur juga menjadi perhatian, tak bisa dipungkiri bahwa memang mahasiswa dan berbagai dinamika di dalamnya akan sangat menentukan sebuah perguruan tinggi dapat menjadi perguruan tinggi  yang berkelas dunia.

Sejatinya, tidak banyak yang diharapkan oleh mahasiswa, mahasiswapun tidak meminta sesuatu yang bersifat materi dalam jumlah besar, karena mahasiswapun sadar bahwa biaya pendidikan yang mahal serta beban pengelolaann perguruan tinggi yang tinggi membutuhkan perhatian pendanaan lebih ketimbang kegiatan mahasiswa yang masih bisa di usahakan dari pendanaan luar perguruan tinggi.

Mahasiswapun juga tidak berharap adanya perlakuan berlebihan yang cenderung kekanak-kanakan. Karena, mahasiswa hanya ingin diberlakukan sebagaimana manusia dewasa yang setara dan mandiri. Karena dengan perlakuan ini, tentunya mahasiswa akan jauh lebih merasa di hormati dan memiliki satu pengakuan akan keberadaan dirinya yang membuat mahasiswa lebih percaya diri.

“kami hanya ingin disapa”, mungkin terkesan retoris pernyataan ini, akan tetapi memang inilah yang dibutuhkan mahasiswa. Mahasiswa tidak butuh sesuatu yang muluk-muluk. Karena mahasiswapun tidak akan tinggal lama dalam sebuah perguruan tinggi , sekitar 4-5 tahun saja seorang mahasiswa menghuni sebuah kampus. Akan tetapi, ternyata masih banyak mahasiswa yang bahkan sudah memasuki tingkat akhir perkuliahannya, ia bahkan tidak mengetahui bagaimana rupa ( bahkan nama ) rektornya. Sungguh ironi, seorang mahasiswa tidak mengetahui siapa rektornya, dan ini menjadi catatan bagaimana visi perguruan tinggi tersebut dapat pula dijalankan pula bersama oleh mahasiswa.

“kami hanya butuh penjelasan”, sebuah keinginan sederhana dari seorang mahasiswa yang ingin mendapatkan rasionalisasi atas segala kebijakan yang ada terutama yang terkait langsung dengan kehidupan mahasiswa dan berkemahasiswaan. Bukan ingin ikut campur dan merasa pintar, akan tetapi kami hanya ingin mendapat penjelasan kenapa sebuah keputusan diambil, apa yang menjadi latar belakang dan apa dampak yang sekiranya akan muncul setelah kebijakan tersebut diambil. Terutama bagi mahasiswa yang berperan di lembaga kemahasiswaan tentu juga memiliki peran dalam menyampaikan ulang dan memberikan penjelasan kepada mahasiswa lain.

“kami hanya butuh sosok bapak”, sosok yang bisa menjadi teladan bagi mahasiswa dalam menuntut ilmu dengan penuh moral. Seorang yang bisa mengerti mahasiswa sebagaimana ia mengerti anaknya. Seorang yang bersedia bertemu dan diskusi langsung dari hati ke hati dan membimbing dengan cara yang tulus. Sosok bapak yang bisa dibanggakan karena ia memiliki kapasitas intelektual yang menjadi panutan mahasiswa dan karakter yang bermoral sehingga menjadi idola mahasiswa.

Sesederhana itu saja keinginan mahasiswa terhadap rektor, kami hanya ingin rektor yang benar benar tulus mencintai mahasiswa. Karena kami ingin maju bersama dengan institusi pendidikan dalam rangka memajukan pendidikan di perguruan tinggi. Dengan sinergi antara mahasiswa dan institusi, pencapaian pembangunan perguruan tinggi akan lebih cepat terwujud, dan semua itu dimulai dari rektor yang bersinergi dan mencintai mahasiswa.

1 Comment

Leave a comment